Saturday, March 21, 2020

5 Kunci Menyulap Bengkel Sepi Menjadi Dikerumuni Pelanggan Setia


Seringkali motor atau mobil  bermasalah, tentu saja bengkel adalah solusinya. Terus, ke bengkel manakah motor atau mobil akan dipercayakan untuk diperbaiki supaya enak lagi dikendarai. Bagi yang sudah punya langganan tentunya tinggal bawa saja ke bengkel yang dituju, supaya segera ditangani oleh montir yang benar-benar ahli.

Pertanyaannya bagaimana kita bisa tau bahwa montirnya memang ahli dan bengkelnya tidak mencurangi kita? Tentunya tidak lain dan tidak bukan dengan pengalaman sebelumnya. Kita pernah mempercayakan motor atau mobil di bengkel tersebut dan hasilnya memuaskan. Maksudnya, setelah diservis motor atau mobil kita jadi oke kembali. Masalahnya benar-benar hilang.

Bayangkan saja, setelah diservis masalahnya dalam beberapa hari kemudian bermasalah lagi. Terus coba diservis lagi, selesai beberapa hari, masalah yang sama muncul lagi. Jika hal seperti ini terjadi, bukan motornya yang bermasalah, tapi montirnya yang salah menganalisa kerusakan, atau kasarnya, montirnya abal-abal alias tidak ahli. Atau bengkelnya main-main supaya cepet balik lagi ke bengkel tersebut.

Contoh pertama  sederhananya begini, berdasar kisah nyata, sengaja nama orangnya penulis samarkan, sebut saja Sentanu. Motor Pak Sentanu  mengalami lampu bolamnya mati. Setelah dicek oleh bengkel “Kupu-Kupu” ternyata kelistrikan oke, lampunya mati. Kemudian kita beli bolam yang kata orang bengkel sudah standar. Saat ditest di bengkel, benar menyala dengan baik. Setelah dipakai seminggu atau bahkan tiga hari kemudian mati. Kemudian, dia bawa lagi ke bengkel “Kala Jengking” minta dicek kelistrikan, hasil diaknosa menyatakan, listrik normal. Bolamnya rusak, minta ganti. Singkat cerita, diganti dengan yang standar. Tiga hari atau seminggu kemudian mati lagi.

Contoh kedua, masih berdasar fakta, motor Pak Sentanu  mengalami over heating, cepat panas dan sangat panas lebih dari normal. Kalau dibiarkan mesin bisa aus. Ini bisa dilihat dari alarm lampu  mesin terlalu panas menyala.Kemudian dibawa ke bengkel “Kodok Merah”. Hasil diagnosa mengatakan, harus ganti oli mesin, oli gardan dan coolant bahkan tanpa pemeriksaan. Benar hasilnya lebih ringan dan nyaman. Akan tetapi masalahnya belum selesai, lampu alarm mesin terlalu panas menyala lagi. Maka perlu ke bengkel lagi, atau mesin motor terancam aus atau mati total.

Contoh kasus ketiga, sekali lagi  ini adalah sebuah fakta, dan pernah terjadi. Karena masih terlalu cepat panas juga, dibawalah motor ke bengkel “Mata Elang”. Pak Sentanu menjelaskan sudah ganti oli mesin dan oli gardan serta coolant, ternyata masih cepat panas juga. Pihak bengkel mengecek mesin. Mikanik menemukan, selang penyalur coolant ke mesin, rusak terputus. Maka harus ganti thermostat. Kemudian digantilah thermostatnya. Ditanya ke bagian onderdilnya harganya mahal sekali. Harganya 650 ribu. Ada yang di bawah original 450 ribu. Ketika diceck, di situs jual beli online harga itu tiga kali lipat lebih mahal. Karena lagi sangat butuh, beli juga. Anehnya setelah dipasang, sudah dianggap selesai, dibawa pulang belum sampai 2 kilometer, lampu over heatingnya nyala lagi. Terpaksa complain ke bengkel. Akhirnya receck, ternyata coolant yang diisi habis, karena sebelumnya selang coolantnya putus. Baru diisi coolant ulang, dan ternyata benar, mesin tidak pernah menunjukkan over heating lagi.

Jika  ketiga kasus di atas, menimpa anda sebagai pemilik mobil atau motor, maka secara otomatis akan memblacklist ketiga bengkel tersebut untuk tidak dikunjungi lagi. Kecuali dengan sangat terpaksa tentunya. Akibatnya, ketiga bengkel tersebut akan mengalami, sepi peminat. Bengkel yang hidup tidak mau, mati segan. Tentunya ini adalah bencana bisnis yang luar biasa. 


Bengkel sepi, berarti ekonomi keluarganya juga akan acak-kadul.
Terinspirasi ketiga kasus tadi, maka penulis bersemangat untuk menyebarkan kunci laris bengkel supaya diserbu oleh pelanggan, berdasarkan kisah riil di lapangan.  Berikut 5 kunci laris bengkel sampai berjubel.


     1Layani Konsumen  dengan Baik

Pada hakekatnya, pelanggan adalah  malaikat yang membawakan rejeki bengkel dan karyawannya. Sudah selayaknya pihak bengkel untuk memperlakukan konsumen dengan baik. Memberikan servis terbaik, sehingga mereka betah dan kembali lagi di kemudian hari. Bukan kembali lagi secepatnya, karena mau komplain masalah motor atau mobilnya tidak selesai.  Jadikan kepuasan konsumen nomor satu, sehingga bengkel yang dikelola juga menjadi prioritasnya.


2 Memiliki Ilmu Tekhnik Mesin Yang Mumpuni

Layaknya sebuah bisnis jasa yang lain, bengkel juga sama saja. Semakin banyak pelanggan yang menggunakan jasa perbaikan mesin yang ditawarkan, maka semakin baik pula pada pendapan bengkel. 

Pertanyaannya, bagaimana supaya bengkel banyak dipercaya costumer ? Tentu jawabannya, bengkel mampu menyelesaikan masalah mesin . Nah untuk bisa menyelesaikan masalah mesin, pihak bengkel harus punya mikanik atau ahli mesin yang sangat bagus di bidang permesinan.
Pada bagian ini, wajib hukumnya untuk merekrut orang yang paham betul terhadap mesin. Atau paling tidak harus melatih terlebih dulu sebelum mempekerjakannya. Akan lebih bagus lagi, kalau diberlakukan standar keahlian khusus untuk kerja di situ. 

Terus, bagaimana kalau bengkel milik sendiri ? maka tidak boleh tidak, pemiliknya harus menigkatkan skill permesinannya. Entah dengan ikut kursus lagi atau lainnya. Intinya naikkan tingkat kompetensinya, maka penghasilan akan ikut naik.


3. Cek Masalahnya Dulu Baru Beri Saran

Masih ingat kan, kisah Pak Sentanu yang mempercayakan motornya yang over heating ke bengkel “Kodok Merah” ? Hasilnya ada, motornya jadi lebih ringan, tapi masalah utamanya masih ada yaitu over heating tidak hilang-hilang. Padahal dia membawa motornya ke bengkel supaya masalah tersebut hilang. Percuma saja dibawa ke bengkel bayar mahal-mahal tapi, masalahnya tidak selesai.

Kesalahan paling fatal yang dilakukan bengkel “Kodok Merah”, tidak diperiksa dulu masalahnya sudah memberikan saran. Sarannya hanya menguntungkan bengkelnya saja dan abai pada kepentingan pelanggan. Padahal motor over heating hanya perlu oli mesin dan coolant. Namun tidak kalah pentingnya, memastikan kedua cairan sampai ke mesin, maka perlu dicek media untuk sampai. Misalnya, selang saluran dan lainnya.

Jadi apa yang telah dilakukan bengkel Kodok Merah adalah kesalahan fatal. Maka tidak heran kalau pelanggan bengkel tidak akan pernah benar-benar ramai dikunjungi pelanggan. Untuk mengubah situasi, ubah polanya, dari asal member saran, cek dulu secara detail, baru berikan saran. Toh, tidak akan merugikan bengkel, bahkan malah menambah kepercayaan pelanggan.


     4. Selesaikan Masalah Mesin Sesuai Keluhan Konsumen

Pada contoh kasus Pak Sentanu yang pertama, bola lampu mati sedangkan kelistrikan baik-baik saja. Dia membawanya ke bengkel Kupu-Kupu. Dikasih merk bolam dengan kualitas rendah, dikatakan sudah standar. Baru dipakai 3 hari atau seminggu sudah putus alias mati. Artinya, pihak bengkel menjelaskan kepada konsumen tidak sesuai di lapangan, sudah standar tapi dipakai 3 hari atau seminggu mati. Yang seperti ini belum standar namanya. Apapun alasannya, bengkel telah ngibul.

Hampir bisa dipastikan, Pak Sentanu tidak akan mempercayakan lagi masalah motornya kepada bengkel Kupu-Kupu. Apalagi masalah mesin, lampu saja tidak becus. Terbukti ketika ada masalah over heating pada motornya, langsung dibawa ke bengkel Kodok Merah. Apa yang terjadi? Bengkel Kupu-Kupu gigit jari. Kalau cuma Pak Sentanu sendirian, tidak masalah, tapi bagaimana kalau misalnya sepuluh pelanggan yang dirugikan, atau bahkan lebih? Maka tidak akan ada yang mau lagi ke sana.

Menariknya, kesalahan Bengkel Kupu-Kupu juga dilakukan oleh Bengkel Kodok-Merah. Bedanya, kesalahannya Benngkel Kodok Merah, tidak melakukan pengecekan sistem yang menyebabkan over heating, walau sebenarnya sarannya sudah benar. Andai saja, dilakukan pengecekan saluran air coolant, maka masalahnya selesai. Dan bengkelnya tidak kehilangan kepercayaan dari pelanggan.  Kesalahannya hanya tidak melakukan pengecekan, sehingga masalah konsumen tidak terselesaikan.

Belajar dari dua kesalahan dua bengkel tadi, maka seharusnya bengkel yang ingin bengkelnya maju dan laku, cek dulu masalahnya lalu berikan solusi sesuai kenyataan. Supaya masalah pelanggan benar-benar terselesaikan. Dengan begitu, bengkel tetap dipercaya dan pelanggan tetap setia. Bahkan antri sekalipun. Enak kan? Ini baru benar-benar untung dan berkah.

  
     5. Berikan Harga Onderdil seperti Layaknya Dipasaran atau  sedikit di Bawahnya.

Bengkel Kupu-Kupu dan Kodok Merah contoh bengkel yang sulit untuk maju. Bagaimana dengan Bengkel Mata Elang ? Coba dianalisa dulu. Jangan buru-buru. Ketika Pak Sentanu datang ke bengkel, sudah menjelaskan perihal ganti oli mesin, gardan dan coolant, kemudian bengkel menawarkan langkah yang bagus untuk mengecek dulu mesin dan sumber masalahnya. Sehingga ketahuan, selang penghubung coolant dan mesin rusak/putus dan menyebabkan coolant tidak masuk ke mesin mengakibatkan panas berlebihan.

Terus, setelah diganti thermostatnya, ada masalah sedikit, mesinnya masih panas berlebih juga karena coolantnya habis, akibat selang putus sebelumnya. Namun hal ini masih bisa ditolerir karena bengkel masih menerima kompalin dan segera diperbaiki. Dan alangkah lebih baiknya, sebelum pelanggan pulang dari tempat, coba test drive dulu untuk memastikan masalah sudah benar-benar selesai. Dan konsumen tidak dirugikan.


Berdasar analisis ini berarti bengkel Mata Elang secara tekhnis sudah bagus, perlu ditingkatkan dalam kehati-hatian. Percaya diri boleh, tapi berlebihan kurang bagus.

Kesalahan yang perlu dihindari oleh bengkel Mata Elang sebenarnya, memberikan harga onderdil jauh melampaui harga pasaran, bahkan tiga kali lipat. Kalau konsumen tidak mengecek harga, mungkin tidak akan ada masalah. Konsumen akan merasa sangat terpukul sekali apabila ternyata harga yang dipatok terlalu mahal. Tentu akan sangat mengecewakan sekali. Bukankan sekarang sudah jamannya informasi dan internet? Maka berita kecurangan, akan cepat menyebar luas. Oleh karena itu perlu hati-hati.

Berdasar pengamatan penulis di lapangan, dari ketiga jenis bengkel tersebut hanya bengkel Mata Elanglah yang ramai, bahkan sampai antri. Di bengkel Mata Elang pelanggan dikasih bon sebagai bukti transaksi, jika suatu waktu ada masalah seperti yang terjadi pada kasus Pak Sentanu. Jadi costumer masih dilayani walau melakukan komplain, sebagai bagian dari pelayanan. Dan menurut penulis, jika ada bengkel baru disekitar tiga bengkel tersebut yang menerapkan 5 kunci bengkel laris, yakin ketiga bengkel tersebut akan kalah saing. Selam kaya raya berguna, dekat dengan Yang Kuasa !


Ditulis oleh:


Tholibul Khair MVB

Pengamat yang memfokuskan pandangan
pada perkembangan ilmu menjadi kaya raya 
dari pakar dan praktisi bisnis sukses serta terbukti