Seringkali motor atau mobil bermasalah, tentu saja bengkel adalah
solusinya. Terus, ke bengkel manakah motor atau mobil akan dipercayakan untuk
diperbaiki supaya enak lagi dikendarai. Bagi yang sudah punya langganan
tentunya tinggal bawa saja ke bengkel yang dituju, supaya segera ditangani oleh
montir yang benar-benar ahli.
Pertanyaannya bagaimana kita bisa tau bahwa montirnya
memang ahli dan bengkelnya tidak mencurangi kita? Tentunya tidak lain dan tidak
bukan dengan pengalaman sebelumnya. Kita pernah mempercayakan motor atau mobil
di bengkel tersebut dan hasilnya memuaskan. Maksudnya, setelah diservis motor
atau mobil kita jadi oke kembali. Masalahnya benar-benar hilang.
Bayangkan saja, setelah diservis masalahnya dalam
beberapa hari kemudian bermasalah lagi. Terus coba diservis lagi, selesai
beberapa hari, masalah yang sama muncul lagi. Jika hal seperti ini terjadi,
bukan motornya yang bermasalah, tapi montirnya yang salah menganalisa kerusakan,
atau kasarnya, montirnya abal-abal alias tidak ahli. Atau bengkelnya main-main
supaya cepet balik lagi ke bengkel tersebut.
Contoh pertama sederhananya begini, berdasar kisah nyata,
sengaja nama orangnya penulis samarkan, sebut saja Sentanu. Motor Pak Sentanu mengalami lampu bolamnya mati. Setelah dicek
oleh bengkel “Kupu-Kupu” ternyata kelistrikan oke, lampunya mati. Kemudian kita
beli bolam yang kata orang bengkel sudah standar. Saat ditest di bengkel, benar
menyala dengan baik. Setelah dipakai seminggu atau bahkan tiga hari kemudian
mati. Kemudian, dia bawa lagi ke bengkel “Kala Jengking” minta dicek
kelistrikan, hasil diaknosa menyatakan, listrik normal. Bolamnya rusak, minta
ganti. Singkat cerita, diganti dengan yang standar. Tiga hari atau seminggu
kemudian mati lagi.
Contoh kedua, masih berdasar fakta, motor Pak Sentanu mengalami over heating, cepat
panas dan sangat panas lebih dari normal. Kalau dibiarkan mesin bisa aus. Ini
bisa dilihat dari alarm lampu mesin
terlalu panas menyala.Kemudian dibawa ke bengkel “Kodok Merah”. Hasil diagnosa
mengatakan, harus ganti oli mesin, oli gardan dan coolant bahkan tanpa
pemeriksaan. Benar hasilnya lebih ringan dan nyaman. Akan tetapi masalahnya
belum selesai, lampu alarm mesin terlalu panas menyala lagi. Maka perlu ke
bengkel lagi, atau mesin motor terancam aus atau mati total.
Contoh kasus ketiga, sekali lagi ini adalah sebuah fakta, dan pernah terjadi. Karena
masih terlalu cepat panas juga, dibawalah motor ke bengkel “Mata Elang”. Pak
Sentanu menjelaskan sudah ganti oli mesin dan oli gardan serta coolant,
ternyata masih cepat panas juga. Pihak bengkel mengecek mesin. Mikanik
menemukan, selang penyalur coolant ke mesin, rusak terputus. Maka harus
ganti thermostat. Kemudian digantilah thermostatnya. Ditanya ke
bagian onderdilnya harganya mahal sekali. Harganya 650 ribu. Ada yang di bawah
original 450 ribu. Ketika diceck, di situs jual beli online harga itu tiga kali
lipat lebih mahal. Karena lagi sangat butuh, beli juga. Anehnya setelah
dipasang, sudah dianggap selesai, dibawa pulang belum sampai 2 kilometer, lampu
over heatingnya nyala lagi. Terpaksa complain ke bengkel.
Akhirnya receck, ternyata coolant yang diisi habis, karena sebelumnya
selang coolantnya putus. Baru diisi coolant ulang, dan ternyata benar,
mesin tidak pernah menunjukkan over heating lagi.
Jika ketiga kasus
di atas, menimpa anda sebagai pemilik mobil atau motor, maka secara otomatis
akan memblacklist ketiga bengkel tersebut untuk tidak dikunjungi lagi.
Kecuali dengan sangat terpaksa tentunya. Akibatnya, ketiga bengkel tersebut
akan mengalami, sepi peminat. Bengkel yang hidup tidak mau, mati segan.
Tentunya ini adalah bencana bisnis yang luar biasa.
Baca juga : Tips Menciptakan Pelanggan Loyal sampai Antri
Bengkel sepi, berarti
ekonomi keluarganya juga akan acak-kadul.
Terinspirasi ketiga kasus tadi, maka penulis bersemangat
untuk menyebarkan kunci laris bengkel supaya diserbu oleh pelanggan,
berdasarkan kisah riil di lapangan.
Berikut 5 kunci laris bengkel sampai berjubel.
1. Layani Konsumen dengan Baik
Pada hakekatnya, pelanggan adalah malaikat yang membawakan rejeki bengkel dan karyawannya.
Sudah selayaknya pihak bengkel untuk memperlakukan konsumen dengan baik.
Memberikan servis terbaik, sehingga mereka betah dan kembali lagi di kemudian
hari. Bukan kembali lagi secepatnya, karena mau komplain masalah motor atau
mobilnya tidak selesai. Jadikan kepuasan
konsumen nomor satu, sehingga bengkel yang dikelola juga menjadi prioritasnya.
2. Memiliki Ilmu Tekhnik Mesin Yang Mumpuni
Layaknya sebuah bisnis jasa yang lain, bengkel juga sama
saja. Semakin banyak pelanggan yang menggunakan jasa perbaikan mesin yang
ditawarkan, maka semakin baik pula pada pendapan bengkel.
Pertanyaannya, bagaimana supaya bengkel banyak dipercaya costumer ? Tentu jawabannya, bengkel mampu menyelesaikan masalah mesin . Nah untuk bisa menyelesaikan masalah mesin, pihak bengkel harus punya mikanik atau ahli mesin yang sangat bagus di bidang permesinan.
Pertanyaannya, bagaimana supaya bengkel banyak dipercaya costumer ? Tentu jawabannya, bengkel mampu menyelesaikan masalah mesin . Nah untuk bisa menyelesaikan masalah mesin, pihak bengkel harus punya mikanik atau ahli mesin yang sangat bagus di bidang permesinan.
Pada bagian ini, wajib hukumnya untuk merekrut orang yang
paham betul terhadap mesin. Atau paling tidak harus melatih terlebih dulu
sebelum mempekerjakannya. Akan lebih bagus lagi, kalau diberlakukan standar
keahlian khusus untuk kerja di situ.
Terus, bagaimana kalau bengkel milik sendiri ? maka tidak boleh tidak, pemiliknya harus menigkatkan skill permesinannya. Entah dengan ikut kursus lagi atau lainnya. Intinya naikkan tingkat kompetensinya, maka penghasilan akan ikut naik.
Terus, bagaimana kalau bengkel milik sendiri ? maka tidak boleh tidak, pemiliknya harus menigkatkan skill permesinannya. Entah dengan ikut kursus lagi atau lainnya. Intinya naikkan tingkat kompetensinya, maka penghasilan akan ikut naik.
3. Cek Masalahnya Dulu
Baru Beri Saran
Masih ingat kan, kisah Pak Sentanu yang mempercayakan
motornya yang over heating ke bengkel “Kodok Merah” ? Hasilnya
ada, motornya jadi lebih ringan, tapi masalah utamanya masih ada yaitu over
heating tidak hilang-hilang. Padahal dia membawa motornya ke bengkel
supaya masalah tersebut hilang. Percuma saja dibawa ke bengkel bayar
mahal-mahal tapi, masalahnya tidak selesai.
Kesalahan paling fatal yang dilakukan bengkel “Kodok
Merah”, tidak diperiksa dulu masalahnya sudah memberikan saran. Sarannya hanya
menguntungkan bengkelnya saja dan abai pada kepentingan pelanggan. Padahal motor
over heating hanya perlu oli
mesin dan coolant. Namun tidak kalah pentingnya, memastikan kedua cairan
sampai ke mesin, maka perlu dicek media untuk sampai. Misalnya, selang saluran
dan lainnya.
Jadi apa yang telah dilakukan bengkel Kodok Merah adalah kesalahan fatal. Maka tidak heran kalau pelanggan bengkel tidak akan pernah benar-benar ramai dikunjungi pelanggan. Untuk mengubah situasi, ubah polanya, dari asal member saran, cek dulu secara detail, baru berikan saran. Toh, tidak akan merugikan bengkel, bahkan malah menambah kepercayaan pelanggan.
4. Selesaikan Masalah
Mesin Sesuai Keluhan Konsumen
Pada contoh kasus Pak Sentanu yang pertama, bola lampu
mati sedangkan kelistrikan baik-baik saja. Dia membawanya ke bengkel Kupu-Kupu.
Dikasih merk bolam dengan kualitas rendah, dikatakan sudah standar. Baru
dipakai 3 hari atau seminggu sudah putus alias mati. Artinya, pihak bengkel
menjelaskan kepada konsumen tidak sesuai di lapangan, sudah standar tapi
dipakai 3 hari atau seminggu mati. Yang seperti ini belum standar namanya. Apapun
alasannya, bengkel telah ngibul.
Hampir bisa dipastikan, Pak Sentanu tidak akan
mempercayakan lagi masalah motornya kepada bengkel Kupu-Kupu. Apalagi masalah
mesin, lampu saja tidak becus. Terbukti ketika ada masalah over heating
pada motornya, langsung dibawa ke bengkel Kodok Merah. Apa yang terjadi?
Bengkel Kupu-Kupu gigit jari. Kalau cuma Pak Sentanu sendirian, tidak masalah,
tapi bagaimana kalau misalnya sepuluh pelanggan yang dirugikan, atau bahkan
lebih? Maka tidak akan ada yang mau lagi ke sana.
Menariknya, kesalahan Bengkel Kupu-Kupu juga dilakukan
oleh Bengkel Kodok-Merah. Bedanya, kesalahannya Benngkel Kodok Merah, tidak
melakukan pengecekan sistem yang menyebabkan over heating, walau
sebenarnya sarannya sudah benar. Andai saja, dilakukan pengecekan saluran air coolant,
maka masalahnya selesai. Dan bengkelnya tidak kehilangan kepercayaan dari
pelanggan. Kesalahannya hanya tidak
melakukan pengecekan, sehingga masalah konsumen tidak terselesaikan.
Belajar dari dua kesalahan dua bengkel tadi, maka
seharusnya bengkel yang ingin bengkelnya maju dan laku, cek dulu masalahnya
lalu berikan solusi sesuai kenyataan. Supaya masalah pelanggan benar-benar
terselesaikan. Dengan begitu, bengkel tetap dipercaya dan pelanggan tetap
setia. Bahkan antri sekalipun. Enak kan? Ini baru benar-benar untung dan
berkah.
5. Berikan Harga
Onderdil seperti Layaknya Dipasaran atau
sedikit di Bawahnya.
Bengkel Kupu-Kupu dan Kodok Merah contoh bengkel yang
sulit untuk maju. Bagaimana dengan Bengkel Mata Elang ? Coba dianalisa dulu.
Jangan buru-buru. Ketika Pak Sentanu datang ke bengkel, sudah menjelaskan
perihal ganti oli mesin, gardan dan coolant, kemudian bengkel menawarkan
langkah yang bagus untuk mengecek dulu mesin dan sumber masalahnya. Sehingga
ketahuan, selang penghubung coolant dan mesin rusak/putus dan menyebabkan coolant
tidak masuk ke mesin mengakibatkan panas berlebihan.
Terus, setelah diganti thermostatnya, ada masalah
sedikit, mesinnya masih panas berlebih juga karena coolantnya habis, akibat
selang putus sebelumnya. Namun hal ini masih bisa ditolerir karena bengkel
masih menerima kompalin dan segera diperbaiki. Dan alangkah lebih baiknya,
sebelum pelanggan pulang dari tempat, coba test drive dulu untuk
memastikan masalah sudah benar-benar selesai. Dan konsumen tidak dirugikan.
Berdasar analisis ini berarti bengkel Mata Elang secara
tekhnis sudah bagus, perlu ditingkatkan dalam kehati-hatian. Percaya diri
boleh, tapi berlebihan kurang bagus.
Kesalahan yang perlu dihindari oleh bengkel Mata Elang
sebenarnya, memberikan harga onderdil jauh melampaui harga pasaran, bahkan tiga
kali lipat. Kalau konsumen tidak mengecek harga, mungkin tidak akan ada
masalah. Konsumen akan merasa sangat terpukul sekali apabila ternyata harga
yang dipatok terlalu mahal. Tentu akan sangat mengecewakan sekali. Bukankan
sekarang sudah jamannya informasi dan internet? Maka berita kecurangan, akan
cepat menyebar luas. Oleh karena itu perlu hati-hati.
Berdasar pengamatan penulis di lapangan, dari ketiga
jenis bengkel tersebut hanya bengkel Mata Elanglah yang ramai, bahkan sampai
antri. Di bengkel Mata Elang pelanggan dikasih bon sebagai bukti transaksi,
jika suatu waktu ada masalah seperti yang terjadi pada kasus Pak Sentanu. Jadi costumer
masih dilayani walau melakukan komplain, sebagai bagian dari pelayanan. Dan
menurut penulis, jika ada bengkel baru disekitar tiga bengkel tersebut yang menerapkan
5 kunci bengkel laris, yakin ketiga bengkel tersebut akan kalah saing. Selam kaya
raya berguna, dekat dengan Yang Kuasa !
Ditulis oleh:
Tholibul Khair MVB
Pengamat yang memfokuskan pandangan
pada perkembangan ilmu menjadi kaya raya
dari pakar dan praktisi bisnis sukses serta terbukti
pada perkembangan ilmu menjadi kaya raya
dari pakar dan praktisi bisnis sukses serta terbukti