Di tengah
kecemasan pandemi virus Corona, saya mencoba mengamati peristiwa-peristiwa yang beredar di tengah-tengah masyarakat
kita. Mulai dari yang panik hingga melakukan aksi borong sembako. Sampai yang
resah karena kehabisan duit untuk membeli sembako. Ada pula, yang ribut di
media sosial yang mengkritik habis, bahkan yang mencaci maki kesigapan
pemerintah dalam menanggulangi peristiwa “fenomenal” ini.
Saya sendiri
mencoba menanggapi setiap persoalan dengan santai dan bersyukur saja. Lah kok?
Apanya yang lah kok-lah kok sih ?! Ok.
Biar tidak kaget terus, akan saya jelaskan sejelas-jelasnya. Anda harus sepakat
dengan saya, bahwa setiap persoalan
bersama dengan hikmah positif di baliknya. Gak percaya nih? Coba Anda pikir
pakai akal sehat, saya sarankan jangan pakai otak sinting, ketika fenomena
Corona menggelegar, masker pada habis, handsanitizer ludes, vitamin C mahal dan
harga jeruk jadi naik. Coba kalau Anda peka, ketika virus sudah mulai menjalar
ke seluruh negara, Anda nyetok atau bergerak mencari pabrik masker, beli
sajalah satu truk masker. Jual saat pandemi sudah mulai ramai kerena ternyata
Mbak Corona ini masuk juga ke Indonesia yang katanya kebal-kebal. Berapa coba
keuntungannya? Jutaan kan? Anda sih ngeluh mlulu gak peka!
Itu baru satu contoh kecil.
Bagi saya
pribadi, pandemi Corona malah membarikan kebahagiaan tersendiri, karena
kebetulan saya kerja di sektor formal. Tapi bukan pegawai negeri, orang
menyebutnya pegawai swasta. Jadi ekonomi tidak terlalu terdampak karena saya
masih dibayar oleh kantor. Pada saat pemerintah menggalakkan berdiam diri di
rumah. Kerja di rumah saja. Saya baik-baik saja. Walaupun sebenarnya, juga
kasihan ngeliat para tetangga yang penghidupannya kerja di sektor
non-formal. Tidak bisa dipaksakan kerja di rumah.
Bahagianya
begini, jadi lebih banyak waktu bersama anak dan istri di rumah. Bercengkrama
dengan mereka. Menemani anak bermain. Bahkan masak bareng. Bagi saya ini
sudah kebahagiaan yang luar biasa dan patut disyukuri. Apalagi pekerjaan kantor
bisa dilaksanakan secara online. Wis dech, seneng pokoknya. Klo
istilahnya orang kaya, punya kebebasan waktu. Tapi baru sedikit. Hehehe.
Tapi bukan
ini yang ingin saya sampaikan. Ini hanyalah deskripsi pembuka saja. Karena
terlanjur keceplosan, sekalian saya tanya. Dalam kondisi panik nich, enakan
mana melakukan aksi beli sembako untuk setahun atau pusing nyari duit dan
kemudian menerobos bahaya Corona cari duit untuk membeli sembako ? Tentunya,
saya tidak perlu menjelaskan pilihan mana yang terbaik, karena kita semua sudah
tahu pilihan mana yang lebih enak. Dan jawabannya juga berkenaan dengan kaya
dan miskin.
Saya tidak
akan menjelaskan betapa nikmatnya menjadi orang kaya, karena semua orang sudah
mengetahuinya. Yang perlu saya sampaikan, adalah kaya dan miskin hanyalah
sebuah akibat dari pola pikir dan mentalitas yang dimiliki orang tersebut.
Milikilah mentalitas kaya, maka lambat laun Anda pun akan menjadi kaya.
Terinspirasi
dari dari tulisan T. Harv Eker dalam sebuah
karya Secret of The Millionaire Mind (Rahasia Pola Pikir Para Millioner), yang direpost
oleh Wilnov.com edisi Wednesday, April 8, 2020. Ada 17
perbedaan cara berpikir dan berprilaku orang kaya, sehingga mencapai kekayaan
dan cara berpikir orang miskin, sehingga
melarat. Saya tidak akan menyampaikan semuanya, hanya akan menuliskan sebagian
perbedaan yang dianggap paling penting saja. Dan mengadaptasi sesuai dengan
pemikiran saya.
1.
Orang Kaya Meyakini
Dialah yang Mengendalikan Kehidupannya
Orang kaya berpikir bahwa
merekalah yang menentukan kehidupan sendiri. Merancang kehidupan seperti yang
diinginkan. Memperjuangkan kemauan dengan gigih sampai terwujud. Termasuk
tujuan finansial (keuangan) mereka.
Kekayaan adalah hak semua
orang. Hak mereka. Mereka merasa layak untuk mendapatkannya. Dan yang paling
penting mereka memperjuangkannya. Menyingkirkan hambatannya. Termasuk
mentalitas yang tidak benar di dalam dirinya.
Kalau ternyata usaha
masih gagal, mereka tidak bersembunyi. Menerima kenyataan dan mencari
solusinya. Terus belajar apa yang harus diperbaiki? Mentalitasnya, strategi dan
yang lainnya. Tidak buang-buang waktu untuk berkeluh kesah. Hanya fokus pada
solusi untuk mencapai kekayaan yang diinginkan.
2.
Orang Kaya Berpikir Besar
Hidup ini bebas memilih. Pilihan
Anda menentukan masa depan. Kaya, miskin atau biasa saja. Nah orang kaya
memilih untuk memikirkan hal-hal yang besar. Sehingga berpengaruh pada
kesuksesan yang besar pula.
Orang miskin berpikir
kecil. Bermain dalam permainan kecil. Mimpinya kecil. Bahkan dari saking kecilnya,
mereka takut untuk sukses, karena tidak kuat menghadapi resiko kegagalannya.
Dan hanya fokus pada masalahnya, bukan solusinya.
3.
Orang Kaya Berkomitmen
Untuk Menjadi Kaya
Membangun kekayaan yang
berlimpah ruah, tidak cukup hanya dengan ingin, tapi keharusan. Hampir semua
orang ingin kaya, tapi tidak berkomitmen dengan prosesnya. Jika mau kaya raya,
Anda harus meningkatkan motivasi dari ingin manjadi harus kaya.
Komitmen ini akan membuat
Anda tetap dalam rel yang tepat untuk terus menuju pada kekayaan. Sehingga
tidak kenal lelah untuk meningkatkan pendapatan. Terus disiplin dalam memenej
keungan. Dan kekayaan hanyalah tinggal menunggu waktu.
4.
Orang Kaya Fokus Pada
Peluang
Dalam membangun kekayaan,
orang kaya akan dihadapkan pada persoalan mengambil peluang dan meminimalkan
resiko kegagalan. Mereka memilih memanfaatkan peluang sebaik mungkin. Melakukan
tindakan sebaik yang bisa dikerjakan. Bukan berarti tidak takut akan resiko
kegagalannya. Resiko kegagalan tetap dipikirkan, tapi tidak sampai menghalangi
mereka untuk mengambil peluang yang lebih besar. Dipikirkan hanya sebatas untuk
menanggulangi saja.
Mental miskin akan
memilih sebaliknya. Ketika dihadapkan pada peluang dan resiko, mereka fokus
akan resikonya, sehingga mengabaikan peluangnya. Ketakutan mereka akan resiko,
membuat mereka tanpa sengaja tidak melakukan apa-apa. Peluang lewat begitu
saja. Maka jangan heran, dari waktu ke waktu, hari ke hari, minggu ke bulan dan
tahun ke tahun, hidup mereka jalan di tempat. Bahkan mengalami kemunduran.
5.
Orang Kaya Bergaul dengan
Orang Positif dan Sukses
Untuk mencapai
kesuksesan, seseorang butuh energi dan menjaga motivasi agar tetap semangat dan
tegar dalam proses mewujudkan kekayaan. Bergaul dengan orang yang positif akan
tertular energi positifnya. Bergaul dengan orang yang sudah sukses, maka akan
terpengaruh sedikit banyak dengan ilmu dan kiat kesuksesannya. Orang kaya
menemukan blue print tentang cara mendapatkan kekayaan dari orang
kaya sebelumnya, serta berusaha meniru langkah-langkahnya. Orang kaya akan
mengapresiasi kesuksesan yang telah diraih oleh orang lain.
Salah bergaul hanya akan
menjadi petaka bagi masa depan mereka. Bergaul dengan orang negatif, hanya akan
menularkan energi negatif. Menghilangkan optimisme yang seharusnya tetap
dijaga, agar terus menemukan cara-cara
yang kreatif untuk terus memperbanyak pundi-pundi kekayaan. Hindari bergaul
dengan orang negatif kalau memang mau mencapai kekayaan yang diimpikan. Karena
tanpa sengaja, mereka akan memadamkan semangat Anda.
6.
Orang Kaya Lebih Besar
daripada Masalah mereka
Masalah tidak pernah
sirna dalam kehidupan ini. Orang kaya akan lebih besar dari masalah mereka.
Maksudnya, ketika masalah datang, selalu menemukan cara untuk menyelesaikannya.
Tidak takut menghadapi masalah, apalagi bersembunyi. Memilih menghadapi dan
menyelesaikannya.
Orang kaya senantiasa
mengembangkan diri. Menambah skillnya setiap saat. Memperbaharui wawasannya.
Meningkatkan pengetahuannya. Sehingga masalah yang datang tidak lebih besar
dari dirinya, karena solusi sudah akan dipikirkan dan ditemukannya.
Orang miskin berpikir
sebaliknya. Masalah selalu lebih besar daripada dirinya. Memilih
menghindarinya, walau sebenarnya masalahnya hanya sebatas rintangan untuk
mencapai sesuatu yang lebih besar manfaatnya. Oleh karena itu, orang miskin
akan tetap dengan kemiskinannya, dan orang kaya akan bertambah dengan
kekayaannya. Seiring dengan berjalannya waktu.
7.
Orang Kaya Penerima yang
Luar Biasa
Orang kaya senantiasa
berpikiran terbuka. Peka terhadap perubahan dan perkembangan. Sehingga mau
belajar dari siapa dan apa saja. Karena setiap peristiwa ada sisi baik dan
buruknya.
Orang kaya memahami
kelebihan dan kekurangan dirinya. Mengembangkan kelebihannya shingga menjadi
keahlian. Serta terus menggali potensi-potensi yang ada pada dirinya. Mengeksploitasi
sedemikian rupa, sehingga menjadi nilai tambah bagi dirinya.
Sebaliknya, orang miskin
berpikiran tertutup. Bahkan 90% orang, menganggap diri mereka tidak cukup
bagus. Anggapan dan penilaian tersebut terus ditanamkan terus menerus kedalam
dirinya, dan masuk ke alam bawah sadarnya. Hal ini menyebabkan ia menjadi
penerima yang buruk. Tidak mau belajar memperbaiki dan fokus pada kelebihannya.
Maka terwujudlah apa yang dipikirkan. Yaitu menjadi pribadi yang tidak bagus,
karena anggapan dirinya sendiri.
Maka jangan heran, orang
kaya akan terus bertambah kaya dan orang miskin akan tetap stagnan dalam
kehidupannya. Bahkan akan digilas oleh perkembangan zaman. Sikap dan pola pikir
akan menentukan masa depan.
8.
Orang Kaya Fokus Pada
Aset Mereka
Orang miskin dan kelas
menengah fokus kepada pendapatan dari pekerjaan mereka. Sehingga mereka hanya
memiliki aset yang rendah bahkan tidak memilikinya. Hasil kerja keras mereka
hanya habis untuk membiayai gaya hidup saja.
Orang kaya fokus pada
aset mereka dan mengembangkannya. Meluangkan waktu untuk terus belajar
meningkatkannya. Kalau perlu melipatgandakannya.
Meningkatkan aset
preoritas utama. Terus belajar tentang investasi dan melakukannya. Sehingga
dengan sendirinya, sebagai akibatnya pundi-pundi kekayaan terus mengalir dalam
kehidupannya.
9.
Orang Kaya Mengelola Uang
Mereka dengan Baik
Orang kaya tidak lebih
cerdas dari orang miskin. Yang membedakan hanyalah, cara mengelola uangnya.
Kebiasaan mereka mengelola uang lebih baik dari orang miskin.
Pada awalnya, bisa saja
orang kaya dan miskin memiliki penghasilan yang sama atau bisa jadi lebih
banyak si miskin. Akantetapi, pola dan kebiasaan si kaya dalam mengatur
keuangan sedemikian rupa membuatnya berbeda dan lebih baik.
Si kaya memulai dengan
mengelola uang dengan baik, maka sebagai akibatnya, memiliki lebih banyak uang
untuk dikelola. Sebaliknya, para miskin, tidak memiliki kebiasaan dan pola yang
baik dalam mengelola uang, berdampak kemudian tidak punya banyak uang untuk
dikelola seiring berjalannya waktu.
Jadi, mulailah dengan
mengelola uang dengan baik dan bijak, maka situasi keuangan akan berubah dengan
berjalannya waktu. Situasi dan kondisi perekonomian akan berbalik. Silahkan dipraktikkan.
10.
Orang Kaya Terus Menerus
Belajar dan Tumbuh
Pada dasarnya manusia lahir ke dunia,
dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Terlahir dalam keadaan miskin, dalam bingkai
pemahaman, bahkan tidak punya pakaian sehelaipun. Dari saking miskinnya tentunya.
Hehehe.
Di kemudian hari, tahu-tahu orang-orang
menggolangkan manusia ada yang kaya dan miskin. Dipersempit saja pengertiannya,
harta. Tentunya seseorang menjadi kaya atau miskin memiliki sebab musababnya. Salah
satu yang mendorong seseorang menjadi kaya raya adalah terus belajar dan
bertumbuh. Belajar dalam arti yang lebih luas ya, bukan hanya di bangku
sekolah, itu hanya salah satunya.
Sederhananya orang kaya terus belajar
untuk terus meningkatkan kompetensinya. Memperluas wawasannya. Memperbaiki
mentalitasnya. Memperbaiki pergaulannya. Bahkan belajar sesuatu yang sama
sekali baru, namun bermanfaat dan menentukan untuk masa depannya.
Orang miskin kebalikannya. Mereka
merasa sudah tau semuanya. Mencoba membuktikan bahwa mereka benar. Sebagai
akibatnya, mereka akan tetap di posisinya saat ini dan begitu seterusnya.
Sampai mereka mau membuka pemikirannya dan belajar lebih baik lagi.
Salah satu ungkapan Harv Eker “ Anda
bisa benar atau Anda bisa kaya, tetapi Anda tidak bisa keduanya”. “Benar” dalam
arti mempertahankan cara lama Anda dalam berpikir dan bertindak, yang membuat
Anda berada dalam posisi yang sekarang. Orang kaya memahami urutan untuk sukses
: ‘Jadilah, Lakukan dan Milikilah’. Orang miskin dan kelas menengah percaya
bahwa urutan untuk sukses : ‘Milikilah, Lakukan dan Jadilah.’
Demikianlah sepuluh kunci emas yang
akan mengubah si miskin menjadi super kaya. Milikilah cara berpikir dan
bertindak orang orang kaya, Anda akan menjadi kaya, cepat atau lambat.
Sebaliknya, jika berpikir dan bertindak seperti pola pikir dan kebiasaan
bertindak oaring miskin, cepat atau lambat Anda akan menjadi seperti yang
dipikirkan. Salam kaya raya dekat dengan yang Maha Kuasa !
Diadaptasi oleh:
Tholibul Khair MVB
Pengamat yang memfokuskan pandangan
pada perkembangan ilmu menjadi kaya raya
dari pakar dan praktisi bisnis sukses serta terbukti