Kali ini
saya mencoba untuk menyingkap pemikiran dan mental, perbedaan mendasar
antara orang miskin dan orang super kaya. Lah kok perbandingannya orang miskin
dan orang super kaya, kenapa gak kaya dan miskin saja? Karena dengan perbedaan
sikap yang paling mendasar ini seiring
berjalannya waktu perbedaan kekayaan dan kemiskinan dari kedua mentalitas
tersebut akan sangat jauh sekali. Saya akan menyebutnya karena saking besar jarak perbedaannya, jauh sekali
antara langit dan kedalaman lautan. Ah, lebay! Iya sih, sedikit. Tapi pastinya
dengan perbedaan mental yang dimiliki seseorang, akan mengakibatkan perbedaan
kekayaan yang dimiliki. Yang kaya akan semakin jauh meninggalkan orang yang
mengidap penyakit miskin dalam mentalitasnya.
Prinsip
dasar kekayaan yang melimpah ruah ini diajarkan oleh guru besar kekayaan
internasional Robert T Kiyosaki, yang sudah terbukti melahirkan banyak sekali
milyarder dunia. Model sekaligus guru yang hebat dalam mengubah miskin menjadi
kaya raya. Dari tidak punya duit, menjadi seolah hidup dalam kubangan uang. Wah
hebat sekali dong ! Ya, emang hebat.
Kalau tidak hebat luar biasa, tentu saya gak perlu capek-capek menulisnya. Kan
saya juga peduli pada kebaikan bersama.
Orang yang
menginginkan kekayaan yang melimpah ruah maka wajib hukumnya untuk mengenali
aset dan liabilitas. Kepemilikan itu dibagi dua saja, kalau bukan aset ya
liabilitas. Selanjutnya apa itu aset dan liabilitas? Mari kita perbincangkan
lebih jauh.
Aset menurut
ceramahnya Robert T Kiyosaki adalah segala sesuatu yang menambahkan duit ke
dalam dompet Anda. Masih menurutnya, sedangakan liabilitas adalah sesuatu yang
menyedot keuangan dari dompet Anda. Maksudnya ya bukan berarti dompet secara
hakiki tapi dompet dalam arti maknawi, yaitu tempat menyimpan uang dan
kekayaan. Bisa juga brankas atau rekening dan yang lainnya.
Contoh kongkritnya,
dari sebuah aset atau liabilitas. Anda punya rumah yang dibiarkan saja, tiap
tahunnya rumah tersebut menyedot keuangan untuk bayar pajak dan biaya pemeliharaan dengan
tanpa menghasilkan uang, maka rumah tersebut disebut liabilitas. Sebaliknya,
apabila rumah tersebut disewakan ke orang lain, dibayarkan tiap bulan atau tiap
tahun sehingga dapat menambah jumlah keuangan yang ada di dompet atau rekening
kita, maka rumah tersebut adalah aset.
Nah
orang-orang yang mentalnya telah tercerahkan pemikiran dan mentalitasnya, akan
sangat cermat dan cerdas sekali mengenali mana aset dan mana liabilitas. Orang yang
tidak hati-hati dalam mendeteksi aset dan liabilitas bisa-bisa terjerumus dalam
kemiskinan dan bahkan bangkrut. Jadi sayangi duit, maka ia akan melayani Anda
dengan baik dan menyenangkan.
Demikian juga
barang-barang yang lain, mobil misalnya. Waduh, kok mobil jadi contoh. Ya tiada
lain dan tiada bukan, karena banyak kasus masyarakat kita tidak peduli dan
tidak tau apakah mobil itu aset atau liabilitas. Mobil yang kita beli
memberikan kewajiban baru, harus bayar pajak tiap tahun dan nilai jualnya turun
seiring berjalannya tahun. Mobil yang seperti ini sebenarnya liabilitas. Orang yang
bermental kaya tidak akan melakukan itu. Trus, boleh gak sih beli rumah atau
mobil?
Jawabannya, tentu
boleh-boleh saja, tidak ada yang melarang. Rumah adalah kebutuhan primer. Tanpa
rumah kehidupan kita jadi lebih ruwet. Keuangan pun akan tersedot untuk biaya
kontrakan yang tidak bisa menjadi hak milik. Jadi rumah yang dimaksud, rumah
yang bukan menjadi kebutuhan. Rumah kedua misalnya, dan tidak menghasilkan
uang.
Bagaimana dengan
mobil? Juga sama saja, selama tidak ada hubungannya dengan penunjang kerja dan
menghasilkan income ke dalam keuangan kita, maka itu hanya akan menjadi
liabilitas. Orang yang ingin membangun kekayaan sebaiknya menghindari bad
style semacam itu. Ditunda saja,
sampai mempunyai aset yang menghasilkan income, 10% saja dari income
sudah bisa membeli mobil tersebut. Luar biasa, tentunya ini namanya well
style, gaya hidup yang sehat untuk cashflow (arus keluar masuk uang).
Imu yang
sederhana tapi berefek teramat sangat luar biasa bagi kehidupan seseorang yang
membangun kekayaan. Hasilnya bisa
digaransi sukses apabila konsisten menjalankannya. Tentunya keuangan kita akan
membaik cepat atau lambat.
Orang superkaya
dunia berjuang sangat keras untuk mewujudkan aset yang banyak, sehingga
hidupnya pun akan berjalan dengan penuh keberlimpahan uang dan harta. Tidak perlu
pusing lagi dengan masalah finansial dalam hidupnya. Sebaliknya, mereka juga
berusaha sangat keras menghindari liabilitas, yang akan membebani finansialnya.
Inilah rahasia mengapa orang yang bermental kaya akan terus tumbuh dengan
kekayaannya, dan orang miskin jalan di tempat bahkan semakin terbelakang dengan
kemiskinannya.
Kesimpulan sederhananya
adalah orang kaya semakin kaya, karena mereka gigih dalam menambah dan
memperjuangkan terwujudnya aset yang banyak. Sedangkan orang miskin jalan di
tempat bahkan semakin tertinggal karena tidak tau dan tidak mau tau mana aset
dan mana liabilitas. Semoga dengan mengetahui aset dan liabilitas kita terus
berkembang dan semakin baik lagi dalam manajemen finansial. Salam kaya raya dan
dekat dengan yang Maha Kuasa !
Diadaptasi oleh:
Tholibul Khair MVB
Pengamat yang memfokuskan pandangan
pada perkembangan ilmu menjadi kaya raya
dari pakar dan praktisi bisnis sukses serta terbukti